Mulya: Vocational education as catalyst of Prabowonomics
- Mulya Amri
- Dec 5, 2024
- 2 min read
Updated: Dec 29, 2024

Kompas.com: Anggota kelompok tim kerja penyusun Prabowonomics sekaligus Direktur Eksekutif Kadin Institute, Mulya Amri mengungkapkan, perlu sinergi baik antara dunia usaha dunia industri dan pendidikan, khususnya vokasi.
Pendidikan vokasi perlu diarahkan mendukung pencapaian target ke sektor prioritas yang mendorong pertumbuhan ekonomi. "Dalam hal ini, pendidikan vokasi memiliki peluang untuk menjadi katalisator mewujudkan Prabowonomics," tegas Mulya Amri.
“Pendidikan vokasi merupakan salah satu hal kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen maupun menurunkan kemiskinan ekstrim sampai 0 persen,” tutur Mulya dalam acara Vocationomics yang diselenggarakan Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Kemendikbudristek (3/12/2024).
Kedua tujuan mulia tersebut tertuang dalam Prabowonimics yang mencakup 8 misi asta cita, 17 program prioritas, dan 8 program terbaik cepat.
“Target tersebut cukup ambisius tetapi bisa dicapai dengan kerja keras. Bahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, sudah dibuat economic model, dan bisa tercapai di tahun ketiga,” ujarnya.
Peluang pendidikan vokasi dalam mendorong ekonomi sendiri salah satunya berada pada penyiapan tenaga kerja yang memiliki skill relevan.
Mulya menambahkan, untuk menunjang program hasil terbaik cepat, seperti makan bergizi gratis saja dibutuhkan setidaknya 54 orang per kecamatan yang terdiri atas kepala dapur, juru masah, juru cuci, transporter, nutrisionis, dan admin. Belum lagi program renovasi sekolah yang mencapai 501.641 ruang kelas rusak membutuhkan tukang, mandor, dam arsitek dalam jumlah besar.
Selain itu, pendidikan vokasi juga dapat turut berkontribusi dalam bentuk membangun kemitraan strategis dengan dunia usaha dan dunia industri. Mulya menyebut, opsi trek pertumbuhan ekonomi 8 persen terbagi menjadi tiga.
Trek pertama adalah aktivitas perusahaan global besar, trek kedua adalah aktivitas oleh perusahaan Indonesia besar, dan trek ketiga adalah aktivitas oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Tenaga kerja akan mengikuti peluang ekonomi. Kita lihat bahwa upaya mencapai pertumbuhan ekonomi 8% harus mengikutsertakan kerja sama yang erat antar prusahaan multinasional, perusahaan besar Indonesia di trek 2, dan UMKM trek 3. Ini membutuhkan kolaborasi antara pemerintah dan swasta. Tidak bisa sendiri-sendiri,” tegas Mulya.
This post contains excerpts from the article Vocationomics: Pendidikan Vokasi Jadi Katalisator Wujudkan Prabowonomics, published at Kompas.com, 5 December 2024.
Comments